Friday, March 25, 2011

isi hati

Yaa Allah ...andai aku mampu untuk mensucikan hati ini
Ingin ku hapus segala kekotoran nafsu yang bertakung 
andainya aku mampu untuk mengundur masa
Ingin ku penuhi masa ku hanya  untuk bersama mu
Andai aku mampu untuk membentuk hati
Ingin ku penuhi hati ini dengan cinta untuk mu

Yaa Allah jika aku mapu untuk memilih jalan 
akan ku pilah kerana mu
Andai aku bisa menentukan arah
akan ku tuju untuk mu 
Dan jika aku mampu melangkah
Akan ku berlari mendapatkan mu

tapi.....aku sedar
dan aku tahu.... 
aku hanya hamba yang lemah 
hamba yang tidak mampu melawan nafsu sendiri
hamba yang daif,dahagakan setitis iman yang manis


ku himpun sepuluh jari ku....
aku memohon agar kau terima permintaan ku
Engkau terima doa dan permohonanku..
Engkau teguhkanlah hati ku..agar tetap bersama mu
Engkau kuatkanlah pendirian ku agar tetap berdiri untuk mu
Engkau didiklah hati ku agar sabar meneriama takdir mu
Engkau utuhkan langkah ku agar bisa menuju ke jalann mu...... 


Saturday, February 26, 2011

isi hati...

Mampukah aku dalam meneruskan perjalanan ini???
mampukah aku agar tegar di atas landasan ini???
mampukah aku tetep setia mencintaiMu???

Ya Allah...
tuntun hati ku dalam mengejar Mu
aku ingin menjadi sang kekasih yang setia.. 
aku tidak ingin melupakanmu walau sehembus nafas ku terhambur
tapi mampukah aku???
Ya rabbi...
didik hati ku dalam sabar menempuh dugaan
aku ini terlalu rindu pada Mu...
aku tidak ingin mengabaikan Mu walau sesat masa berlalu
tapi layakkah aku

Ya rahman...
bimbinglah aku dalam micariMu
aku mahu menjadi hamba yang sentiasa taat
aku tidak mahu egkau hilang dihati ku
tapi bisakah aku

Ya tuhanku....
siapalah aku di mata Mu
hanya seorang insan yang terlalu hina...
dengan setiap dosa yang aku lakukan masih pantaskah aku di sisi Mu??
aku tidak mampu untuk terus di ats jalan Mu.. 
aku begitu mudah untuk dilalaikan dengan semua tipu daya nafsu ku sendiri
aku terlalu lemah dalam menegakan hati dalam bermujahadah di atas jalan Mu
masih mahu kah Enkau menerima ku??
hamba yang tidak tahu mengenang setiap anugerah Mu...
ku bersimpuh pada Mu...terimalah aku di sisi Mu

Wednesday, February 16, 2011

muslimah sejati


"Sebaik-baik wanita ialah yang tidak memandang dan tidak dipandang oleh lelaki."
Aku tidak ingin dipandang cantik oleh lelaki. Biarlah aku hanya cantik di matamu. Apa gunanya aku menjadi perhatian lelaki andai murka Allah ada di situ.
Apalah gunanya aku menjadi idaman banyak lelaki sedangkan aku hanya bisa menjadi milikmu seorang.
Aku tidak merasa bangga menjadi rebutan lelaki bahkan aku merasa terhina diperlakukan sebegitu seolah-olah aku ini barang yang bisa dimiliki sesuka hati.
Aku juga tidak mau menjadi penyebab kejatuhan seorang lelaki yang dikecewakan lantaran terlalu mengharapkan sesuatu yang tidak dapat aku berikan.
Bagaimana akan kujawab di hadapan Allah kelak andai ditanya? Adakah itu sumbanganku kepada manusia selama hidup di muka bumi?
Kalau aku tidak ingin kau memandang perempuan lain, aku dululah yang perlu menundukkan pandanganku. Aku harus memperbaiki dan menghias peribadiku karena itulah yang dituntut oleh Allah.
Kalau aku ingin lelaki yang baik menjadi suamiku, aku juga perlu menjadi perempuan yang baik. Bukankah Allah telah menjanjikan perempuan yang baik itu untuk lelaki yang baik?
Tidak kunafikan sebagai remaja, aku memiliki perasaan untuk menyayangi dan disayangi. Namun setiap kali perasaan itu datang, setiap kali itulah aku mengingatkan diriku bahwa aku perlu menjaga perasaan itu karena ia semata-mata untukmu.
Allah telah memuliakan seorang lelaki yang bakal menjadi suamiku untuk menerima hati dan perasaanku yang suci. Bukan hati yang menjadi labuhan lelaki lain. Engkau berhak mendapat kasih yang tulen.
Diriku yang memang lemah ini telah diuji oleh Allah saat seorang lelaki ingin berkenalan denganku. Aku dengan tegas menolak, berbagai macam dalil aku kemukakan, tetapi dia tetap tidak berputus asa.
Aku merasa seolah-olah kehidupanku yang tenang ini telah dirampas dariku. Aku bertanya-tanya adakah aku berada di tebing kebinasaan? Aku beristigfar memohon ampunan-Nya. Aku juga berdoa agar Pemilik Segala Rasa Cinta melindungi diriku dari kejahatan.
Kehadirannya membuatku banyak memikirkan tentang dirimu. Kau kurasakan seolah-olah wujud bersamaku.
Di mana saja aku berada, akal sadarku membuat perhitungan denganmu. Aku tahu lelaki yang menggodaku itu bukan dirimu. Malah aku yakin pada gerak hatiku yang mengatakan lelaki itu bukan teman hidupku kelak.
Aku bukanlah seorang gadis yang cerewet dalam memilih pasangan hidup. Siapalah diriku untuk memilih permata sedangkan aku hanyalah sebutir pasir yang wujud di mana-mana.
Tetapi aku juga punya keinginan seperti wanita yang lain, dilamar lelaki yang bakal memimpinku ke arah tujuan yang satu.
Tidak perlu kau memiliki wajah setampan Nabi Yusuf Alaihisalam, juga harta seluas perbendaharaan Nabi Sulaiman Alaihisalam, atau kekuasaan seluas kerajaan Nabi Muhammad Shallallahu 'Alaihi Wassalam, yang mampu mendebarkan hati jutaan gadis untuk membuat aku terpikat.
Andainya kaulah jodohku yang tertulis di Lauh Mahfuz, Allah pasti akan menanamkan rasa kasih dalam hatiku juga hatimu. Itu janji Allah.
Akan tetapi, selagi kita tidak diikat dengan ikatan yang sah, selagi itu jangan dibazirkan perasaan itu karena kita masih tidak mempunyai hak untuk membuat begitu.
Juga jangan melampaui batas yang telah Allah tetapkan. Aku takut perbuatan-perbuatan seperti itu akan memberi kesan yang tidak baik dalam kehidupan kita kelak.
Permintaanku tidak banyak. Cukuplah engkau menyerahkan seluruh dirimu pada mencari redha Illahi.
Aku akan merasa amat bernilai andai dapat menjadi tiang penyangga ataupun sandaran perjuanganmu.
Bahkan aku amat bersyukur pada Illahi kiranya akulah yang ditakdirkan meniup semangat juangmu, mengulurkan tanganku untukmu berpaut sewaktu rebah atau tersungkur di medan yang dijanjikan Allah dengan kemenangan atau syahid itu.
Akan kukeringkan darah dari lukamu dengan tanganku sendiri. Itu impianku. Aku pasti berendam airmata darah, andainya engkau menyerahkan seluruh cintamu kepadaku.
Cukuplah kau mencintai Allah dengan sepenuh hatimu karena dengan mencintai Allah, kau akan mencintaiku karena-Nya. Cinta itu lebih abadi daripada cinta biasa. Moga cinta itu juga yang akan mempertemukan kita kembali di syurga.
Seorang gadis yang membiarkan dirinya dikerumuni, didekati, diakrabi oleh lelaki yang bukan muhrimnya, cukuplah dengan itu hilang harga dirinya di hadapan Allah. Di hadapan Allah. Di hadapan Allah.
Yang dicari walau bukan putera raja, biarlah putera Agama.
Yang diimpi, biarlah tak punya rupa, asal sedap dipandang mata.
Yang dinilai, bukan sempurna sifat jasmani, asalkan sihat rohani dan hati.
Yang diharap, bukan jihad pada semangat, asal perjuangannya ada matlamat.
Yang datang, tak perlu rijal yang gemilang, kerana diri ini serikandi dengan silam yang kelam.
Yang dinanti, bukan lamaran dengan permata, cukuplah akad dan janji setia.
Dan yg akan terjadi, andai tak sama dgn kehendak hati, insyaAllah ku redha ketetapan Illahi..
Wahai wanita, ku ingatkan diriku dan dirimu, peliharalah diri dan jagalah kesucian.. semoga redha Allah akan sentiasa mengiringi dan memberkati perjalanan hidup ini.

Tuesday, February 15, 2011

pEnyaKit HAti


Riak Perosak Amal


alt
Allah tidak mengukur amalan hambaNya berdasarkan kuantitinya tetapi berdasarkan kualitinya. Allah tidak menerima ibadat daripada seseorang yang beribadat bukan keranaNya, sebaliknya ibadat yang dilakukan adalah untuk mengaburi mata masyarakat yang memandang.
"Dan apabila kamu melihat mereka, tubuh-tubuh mereka menjadikan kamu kagum. Dan jika mereka berkata kamu mendengarkan perkataan mereka. Mereka adalah seakan-akan kayu yang tersandar. Mereka mengira bahawa tiap-tiap teriakan yang keras ditujukan kepada mereka. Mereka itulah musuh (yang sebenarnya) maka berwaspadalah terhadap mereka; semoga Allah membinasakan mereka. Bagaimanakah mereka sampai dipalingkan (dari kebenaran)?" - [Surah al-Munafiqun:4]
Berdasarkan ayat di atas, Allah menerangkan salah satu ciri orang-orang munafik. Mereka merupakan seorang yang hebat pada pandangan manusia tetapi tidak pada pandangan Allah. Mereka beribadat dan beramal soleh bukanlah untuk mendapat keredhaan Allah tetapi demi kepentingan sendiri.
Allah telah merakam perbuatan mereka dengan menurunkan surah al-Munafiqun kepada Rasulullah saw. supaya Baginda dan para sahabat berjaga-jaga dengan mereka dan menjauhi sikap mereka.
Telah menceritakan kepadaku dari Malik dari Yahya bin Said dari Muhammad bin Ibrahim bin Al Harits At Taimi dari Abu Salamah bin Abdurrahman dari Abu Sa'id dia berkata;
Aku mendengar Rasulullah saw. bersabda: "Akan keluar dari kalian suatu kaum, yang solat kalian tidak ada apa-apanya dibanding solat mereka. Juga puasa kalian dibanding puasa mereka. Amalan kalian dibanding amalan mereka. Mereka membaca Qur'an, namun bacaannya tidak melampaui kerongkongan mereka. Mereka keluar dari agama ini sebagaimana anak panah yang melesat dari busurnya. Kamu melihat ke hujung anak panahnya namun kamu tidak melihatnya. Kamu melihat ke busurnya namun kamu tidak melihatnya. Kamu lihat ke pangkal anak panah dan kamu tidak dapat melihatnya. Kamu saling mendustakan dalam pangkal anak panah." Telah menceritakan kepadaku dari Malik telah sampai kepadanya, bahawa Abdullah bin 'Umar tetap mempelajari surat al-Baqarah selama lapan tahun." - [Riwayat Malik:428]
Rasulullah saw. telah memberi peringatan kepada kita akan ada kaum yang kita tidak dapat tandingi solat mereka, puasa mereka dan amalan mereka. Tetapi segala amalan mereka itu hanyalah sia-sia, langsung tidak diterima oleh Allah.
Inilah ciri-ciri orang yang riak dalam melakukan amal soleh. Mereka menunjuk-nunjuk bahawa merekalah yang paling kuat amalannya, paling ikhlas dan paling tawadduk.
Sedangkan Allah Maha Mengetahui akan niat sebenar mereka yang berpura-pura ingin mendapatkan perhatian dan pujian manusia semata-mata.
Riak bukanlah hanya pada orang yang beramal soleh, tetapi setiap daripada kita boleh memiliki perasaan riak tanpa kita sedari.
Contohnya bagi orang yang berilmu, mereka menunjukkan kepandaian mereka dan mencari ilmu hanya untuk diperlihatkan kepada orang ramai betapa pandainya dia dan betapa tingginya ilmu di dada.
Lantaran jika terdapat orang yang berbeza pandangan dengan mereka, mereka akan cepat-cepat membalas dengan hujah yang sangat ilmiah dengan niat supaya orang akan mengagumi kehebatan mereka.
Walau bagaimanapun, sukar untuk kita ketahui niat mereka. Hanya Allah sahaja yang mengetahui apa yang terkandung dalam hati mereka. Kita perlu berbaik sangka terhadap mereka kerana jika kita berburuk sangka, syaitan akan menyelinap dan menghasut kita dengan hasutan yang jelek lagi jijik.
Seperti sabda Rasulullah saw.;
Telah menceritakan kepada kami Abdullah bin Maslamah dari Malik dari Abu Az Zinad dari al-A'raj dari Abu Hurairah bahawa Rasulullah saw. bersabda: "Jauhilah oleh kalian buruk sangka, sebab buruk sangka adalah sejelek-jelek perkataan. Jangan saling mencari tahu (aib orang lain) dan jangan saling mengata." - [Riwayat Abu Daud:4271]
Begitulah, kita seeloknya diamkan sahaja dan berilah nasihat yang memadai andaikata terdapat ciri-ciri jelas orang yang riak pada kenalan kita mahupun sesiapa sahaja.
Mencari-cari kesalahan itu ditegah oleh Rasulullah saw. kerana syaitan selalu mengambil kesempatan atas peluang itu. Namun, hendaklah kita jauhi sifat riak ini kerana riak merupakan salah satu daripada pecahan syirik.
Sebagaimana sabda nabi Muhammad saw, maksudnya;
Dari Mahmud bin Lubaid dia berkata: Telah keluar Rasulullah saw. sambil berkata, "Wahai sekalian manusia, jauhilah olehmu perbuatan syirik yang tersembunyi." Para sahabat bertanya, "Ya Rasulullah, apakah syirik yang tersembunyi itu?" Baginda menjawab, "Iaitu seseorang berdiri menjalankan solat lalu dia menghiasinya (memanjangkan) solatnya dengan bersungguh-sungguh kerana manusia melihatnya. Itulah syirik yang tersembunyi." - [Sahih Targhib wa Tarhib 1/17]
Seperti dalam hadis yang disertakan, perbuatan menunjuk-nunjuk solat kita kepada orang lain adalah perbuatan riak. Selain perbuatan amal soleh, perbuatan lain juga terdapat riak di dalamnya jika kita tidak ikhlas melakukannya demi Allah sepertimana hadis ini;
Dari Abu Musa al-Asyari dia berkata: "Telah datang seorang lelaki kepada Rasulullah saw. lalu bertanya, "Seorang berperang kerana marah, seorang berperang kerana keberanian dan seorang lagi berperang kerana riak. Manakah antara mereka yang berada di jalan Allah?" Rasulullah menjawab, "Barangsiapa yang berperang agar kalimatullah menjadi tinggi maka dia berada di jalan Allah." - [Riwayat Bukhari dan Muslim, Tirmizi:1646, Ibn Majah:2783]
Jihad pada Allah juga dikhuatiri riak jika niat kita bukan untuk memperjuang agama Allah, dan tidak ikhlas keranaNya.
Bagi yang niat kerana selain daripada Allah adalah amat rugi sekali amalan dan pekerjaan yang mereka lakukan. Ini kerana mereka hanyalah mendapat pujian dan sanjungan manusia sementara sahaja di dunia ini tetapi di akhirat kelak tidak menjamin kedudukan mereka bahkan mungkin akan dicampakkan ke neraka. Wallahualam.
Elakkanlah perasaan bangga diri dan seumpanya. Ikhlaskanlah diri untuk Allah semata-mata. Bimbang kita termasuk dalam golongan yang dibicarakan oleh hadis tersebut.
"Kesombongan adalah selendangKu dan kebesaran (keagungan) adalah sarungKu. Maka barangsiapa melepaskan dariKu satu dari dua tersebut, nescaya akan aku lemparkan ke neraka Jahanam." - [Riwayat Abu Daud:4090, Ibn Majah:4174]
Bagi para penuntut ilmu pula tuntutlah ilmu dengan niat kerana Allah. Bukan niat kerana untuk menambah koleksi sijil lantas menampalnya di rumah, di pejabat dan tempat lain untuk menunjuk kepada orang lain bahawa dialah yang hebat.
Namun, jika ingin mendapatkan sijil supaya menyenangkan proses mencari pekerjaan yang halal demi hidup di atas jalan Allah, itu adalah diharuskan.
Sabda Rasulullah saw.;
"Barangsiapa belajar satu ilmu yang seharusnya hanya mencari redha Allah semata, tetapi dia tidak belajar melainkan untuk mendapatkan keduniaan, maka dia tidak akan mendapatkan walaupun bau syurga di akhirat nanti." - [Riwayat Abu Daud:3664, Ibn Majah:252, Ahmad II/338]
"Janganlah engkau belajar satu ilmu untuk bermegah-megah di hadapan para ulama, mempermainkan orang bodoh serta untuk menguasai majlis. Maka barangsiapa berbuat demikian maka apilah (nerakalah) berhak baginya." - [Riwayat Ibn Majah:254, Ibn Hibban:90, Hakim I/86]
Wallahualam.

Thursday, February 10, 2011

lnDahnYa eNgkaU


Aduhai wanita... Sungguh mahal dirimu di mata lelaki, tetapi mengapa masih ada lagi yang tidak menyedari? Dirimu sungguh agung di mata lelaki dan terlalu mulia di sisi Penciptamu. Namun itu semua hanya jika kau tahu mengagungkan dan memuliakan dirimu sendiri.
Menjadi wanita adalah satu anugerah yang paling indah. Seharum mana pun wangian kasturi tidak mampu menandingi wangian budi pekertimu, lembutnya gumpalan kapas masih tewas dek kelembutan tingkahmu. Halusnya butiran pasir yang menjadi peneman setia si pantai masih tidak dapat menandingi halusnya tuturmu.
Duhai wanita... Sebenarnya maruah diri yang kau galas lebih berat daripada bongkah-bongkah batu yang besar. Kau menepis dengan penuh sabar setiap godaan nafsu dunia yang datang bertubi-tubi hingga hampir mengheretmu ke kancah yang penuh onak duri. Percayalah wanita, akan ada bahagia di akhir kesengsaraanmu asal saja kesabaran menjadi bentengmu.
Wanita ku... Terima sahaja cemuhan dan makian yang muncul bederu -deru ibarat halilintar yang singgah di cupingmu, terima saja itu dengan senyuman dan ambil saja sebagai halwa telinga yang mengajarkan mu erti kesabaran. Itu sebenarnya dendangan sumbang dari bibir-bibir sumbing yang ingin melihat mu tersungkur. Percayalah akan ada berita manis yang singgah dicupingmu suatu masa nanti asal saja gunung kesabaranmu tidak pernah kau tarah.
Saudara wanitaku, iman mu adalah perisai, agamamu adalah landasanmu di setiap langkah yang kau atur. Jangan sesekali kau biarkan anasir songsang memperkotak-katikkan imanmu apatah lagi agama yang kau kandung hanya kerana nikmat duniawi semata-mata. Jangan kau gadaikan maruahmu yang tidak ada galang gantinya hanya kerana mengejar sesuatu yang tidak mungkin bisa kau kendong.
Andai kata kau tersungkur, segeralah bangkit dan sekiranya kau tersasar jauh dari landasan hidupmu, atur kembali langkahmu bersama titipan iman dan mulakan dengan langkah yang baru. Sedangkan Sang Jentayu yang kepatahan sayapnya masih bisa hidup bertongkat paruh apatah lagi kau yang dianugerahkan akal fikiran. Jangan bersedih wahai wanita, andai apa yang kau ingini tidak kau beroleh di dunia, percayalah syurga itu sentiasa menantimu.
Bulatnya iman dan taqwa Sumaiyah ketika dihunuskan tombak ditubuhnya, demikian jugalah bulat imanmu harus kepada Penciptamu. Peganglah kata kata ini, "Kau sebenarnya tidak akan tersasar seandainya keimananmu kau jadikan sebagai tunjang dalam kehidupan".
Wanita, biar tawadukmu lebih menggungung daripada kejelitaanmu, biar keayuanmu terpancar dek kerana lemah gemalainya perilaku. Biar kebijaksanaanmu terpampang oleh tingginya ilmumu. Jangan sesaat pun kau lupa setianya Masyitah pada Tuhannya, agungnya kasihKhadijah kepada agamanya dan perjuangan srikandi-srikandi agama terdahulu.
Jadikan agamamu sebagai tunjang yang memperkasakan akidahmu.Biar kesabaranmu menjadi benteng perjuanganmu dan lebarkan imanmu dengan sejuta lapis sifat mahmudah. Jadilah kita wanita paling bahagia.

aDakaH kITa bEraDA d AntaraNya???????


"...(Allah) yang mengetahui apa yang ada di hadapan mereka dan apa yang ada di belakang mereka, sedang mereka tidak mengetahui sesuatu pun daripada (kandungan) ilmu Allah melainkan apa yang Allah kehendaki (memberitahu kepadanya)." - Surah Al Baqarah: Ayat 255
Banyak buku-buku yang menerangkan tentang metod berdakwah, ciri-ciri pendakwah, mendekati orang yang ingin didakwahkan dan sebagainya. Akan tetapi, penulisan mengenai siapakah orang paling sukar menerima dakwah adalah sangat kurang.
Contohnya, apabila ditanya kepada beberapa orang Islam, apakah isi khutbah jumaat (selepas solat jumaat), mereka tidak ingat malah ada yang tertidur. Ditanya pula apakah isi ceramah, tazkirah dan seumpamanya pada beberapa orang selepas tamat sesi tersebut, jawapan mereka lebih kurang sama. Perkara ini berlaku pada kebanyakan orang, anda boleh bertanya kepada diri sendiri dan boleh juga bertanya pada orang lain untuk melakukan uji kaji kendiri jika mampu bagi memastikan kebenarannya.
Mengenai orang bukan Islam pula, apabila ditanya mengenai agama Islam, mereka lebih mempercayai media cetak, media elektronik, "media angin" (khabar angin), memerhatikan tingkah laku orang Islam yang buruk dan menganggap semua agama adalah sama. Malah tidak kurang juga yang mengatakan Islam menggalakkan keganasan dan mencabuli hak kemanusiaan serta melanggar Deklarasi Universal Hak Asasi Manusia. Contohnya seperti poligami, menutup aurat dan sebagainya.
"Mereka itulah orang-orang yang hati, pendengaran dan penglihatannya telah dikunci mati oleh Allah, dan mereka itulah orang-orang yang lalai." - Surah An-Nahl: Ayat 108

(Ayat ini ditujukan kepada orang kafir.Sila lihat empat ayat sebelumnya).
Sebenarnya mengetahui sukarnya segelintir golongan menerima dakwah adalah sangat penting kerana segala isi pengajaran yang didapati dalam sesi pembelajaran atau dakwah itu perlu diaplikasikan dalam diri. Dakwah perlu difahami, dipastikan kebenarannya, menerima kebenaran itu dengan jujur, dan kemudian barulah diyakini serta beramal dengannya.
Satu contoh yang mudah, jika seseorang itu berdakwah dengan mengatakan sembahlah Allah yang Maha Besar, maka perlu kita fahami makna "Maha Besar" itu; iaitu tidak ada yang lebih besar melainkan Allah. Kebenarannya, lihatlah isi di langit dan di bumi. Mampukah manusia sekecil kita mencipta bulan, matahari, tanah, lautan dan lain-lain? Kemudian terimalah kebenaran itu dengan jujur dan seikhlas hati dan mengucapkan tiada Tuhan selain Allah yang Maha Besar. 
Katakanlah: "Taat kepada Allah dan taatlah kepada Rasul; dan jika kamu berpaling maka sesungguhnya kewajiban Rasul itu adalah apa yang dibebankan kepadanya, dan kewajiban kamu sekalian adalah semata-mata apa yang dibebankan kepadamu. Dan jika kamu taat kepadanya, nescaya kamu mendapat petunjuk. Dan tidak lain kewajiban Rasul itu melainkan menyampaikan (amanat Allah) dengan terang." - Surah An-Nuur: Ayat 54
Mereka yang Sukar Menerima Dakwah
Persoalannya, sejauh manakah dakwah para pendakwah benar-benar berkesan terhadap penerima dakwah? Sedikit kajian, pemerhatian dan penelitian dalam al-Quran, hadis dan sirah Nabi Muhammad SAW, didapati ada beberapa golongan yang sangat sukar menerima dakwah dan berdakwah kepadanya. Moga-moga kita terhindar daripada menjadi golongan seperti ini.
01.Mereka yang Menolak Kebenaran

"Sesungguhnya binatang (makhluk) yang seburuk-buruknya pada sisi Allah ialah orang-orang yang pekak dan tuli yang tidak mengerti apa-apapun." - Surah Al-Anfaal: Ayat 22

Maksudnya, manusia yang paling buruk di sisi Allah yang Maha Agung ialah yang tidak mahu mendengar dan memahami kebenaran. (Rujukan : Tafsir Ibn Katsir)
Zaman ini, setelah mendengar seruan Nabi Muhammad SAW, mereka mengingkarinya dan mengatakan itu adalah amalan orang-orang lama (konservatif) dan pemikiran yang beku (jumud). Mereka menolak hadis-hadis daripada Rasulullah SAW dengan pelbagai alasan, malah mengatakan hadis-hadis inilah punca perselisihan dan perpecahan umat Islam sekarang.
Orang-orang seperti ini sangat sukar menerima dakwah kerana mereka sendiri enggan mengakui akan kebenaran Al-Quran dan Nabi Muhammad SAW. Perkara ini bukan hanya terjadi pada orang kafir dan munafik sahaja, malah tergolong juga pada orang-orang yang mengaku Islam pada mulutnya, tetapi tidak beriktikad dalam hatinya.
Mereka tetap bersolat dan melaksanakan ibadah sebagai seorang Muslim, tetapi mereka menolak apa yang diperintahkan Allah yang Maha Agung melalui Rasul-Nya dan sebenarnya mereka tidak mengetahui mereka telah cenderung kepada kemunafikan dan kekufuran. Contohnya; Mereka mengatakan ada perkataan dan hukum yang lebih baik daripada Al-Quran, malah mencaci pula Rasulullah SAW dan para sahabatnya.
Daripada Abu Hurairah, Rasulullah saw bersabda: "Barang siapa taat kepadaku, bererti dia telah taat kepada Allah SWT; dan barangsiapa menderhakaiku, bererti dia derhaka kepada Allah SWT." - Sahih Ibnu Majah: 0003
02.Mereka yang Taksub Mengikuti Tradisi

"Dan apabila dikatakan kepada mereka: "Ikutilah apa yang telah diturunkan Allah," mereka menjawab: "(Tidak), tetapi kami hanya mengikuti apa yang telah kami dapati daripada (perbuatan) nenek moyang kami". "(Apakah mereka akan mengikuti juga), walaupun nenek moyang mereka itu tidak mengetahui suatu apapun, dan tidak mendapat petunjuk?"- Surah Al-Baqarah: Ayat 170
Maksudnya, mereka yang telah diseru supaya mengikut perintah dan larangan Allah yang Maha Agung, tetapi mereka ingkar dan beralasan tradisi nenek moyang tidak boleh ditinggalkan, iaitu penyembahan berhala dan membuat sekutu-sekutu bagi Allah yang Maha Agung. (Rujukan: Tafsir Ibn Katsir)
Zaman ini,  manusia tidak terlepas daripada mengikut tradisi nenek moyang mereka walaupun hal itu bertentangan dengan syariat. Amalan-amalan khurafat zaman dahulu seperti keris sakti pusaka, cincin geliga yang mampu menyembuhkan penyakit, gelang dan rantai yang dapat memberi kesihatan dan pelbagai lagi sekutu-sekutu yang diciptakan bagi menidakkan kekuasaan Allah yang Maha Agung.
Selain itu ada pula yang mengikuti tradisi kitab. Apabila berdakwah kepadanya mengenai sesuatu amalan atau ibadah yang bercanggah dengan syariat dan dikemukakan kebenaran dan faktanya, mereka mengatakan kitab itu hasil nenek moyang mereka dan mereka tetap mengikut kitab itu. Walhal kitab itu penuh penyelewengan seperti penuh hadis palsu, salah faham dalam penafsiran dan sebagainya. Orang-orang seperti ini sangat sukar berdakwah kepadanya kerana mereka begitu taksub dengan tradisi mereka.
Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda: "Barangsiapa menyeru ke jalan petunjuk (kebaikan), maka baginya pahala seperti pahala orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikit pun daripada pahala-pahala amal mereka sama sekali. Barangsiapa menyeru kepada jalan yang menyesatkan, maka baginya dosa semisal (sama) dosa orang-orang yang mengikutinya, yang tidak terkurangi sedikit pun daripada dosa-dosa mereka sama sekali." - Sahih Ibnu Majah: 0172
03.Menyangka Majoriti adalah Kebenaran

Apa yang dimaksudkan adalah melihat ramai orang yang melakukan sesuatu kemungkaran dan kita menyangka bahawa perkara itu dibolehkan dalam syariat. Contohnya wanita yang memakai tudung yang jarang, wanita yang berbaju lengan pendek dan mempamerkan bentuk badan, wanita yang menyanyi di pentas (anugerah itu dan ini) dan pelbagai lagi yang bertentangan dengan syariat.
Walaupun contoh diatas pelakunya adalah wanita, tetapi di belakangnya terdapat kaum lelaki yang membiarkan malah menganjurkannya pula kerana mereka (lelaki) juga menyangka perkara itu dibolehkan. Ini termasuk para suami dan para bapa, sedangkan lelaki itu adalah pemimpin kepada wanita dan mereka akan ditanya tentang kepimpinan mereka.
Kaum laki-laki itu adalah pemimpin bagi kaum wanita, oleh kerana Allah telah melebihkan sebahagian mereka (laki-laki) atas sebahagian yang lain (wanita)." - Surah An-Nisaa': Ayat 34
Apabila tiba hari pembalasan, orang yang dipimpin akan mula menyalahi para pemimpinnya kerana terlalu takut. 
Dan mereka berkata: "Ya Tuhan kami, sesungguhnya kami telah mentaati pemimpin-pemimpin dan pembesar-pembesar kami, lalu mereka menyesatkan kami dari jalan (yang benar)." - Surah Al-Ahzab: Ayat 67
Apa yang penting adalah, kebenaran itu didasari dengan ilmu. Di manakah pula cara, atau sumber kepada ilmu bagi mendapatkan kebenaran? Jawapannya adalah al-Quran dan hadis termasuk juga ijtihad dan kesepakatan seluruh ulama. Selain itu, terdapat juga ijtihad perseorangan ulama yang muktabar (kepelbagaian pendapat). Kebenaran itu tidak semestinya mengikut majoriti, jika terdapat kesalahan dan kesilapan orang terdahulu kemudian setelah diketahui kebenarannya, hendaklah kita menerima dengan hati yang terbuka dan perbetuli kembali kesalahan dan kesilapan itu agar tidak membiarkan generasi akan datang terus menerus dalam kesilapan.
Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda, "Kalau amanah tidak lagi dipegang teguh, maka tunggulah saat kehancuran." Ia (Abu Hurairah) bertanya, Bagaimana orang (yang) tidak memegang teguh amanah itu ya Rasulullah?" Beliau (Nabi SAW) menjawab, "Kalau sesuatu urusan telah diserahkan kepada orang yang bukan ahlinya, maka tunggulah saat kehancuran." - Sahih Bukhari: 1746
04.Mereka yang Berilmu Pengetahuan

"Maka tatkala datang kepada mereka rasul-rasul (yang diutus kepada) mereka dengan membawa keterangan-keterangan, mereka merasa senang dengan pengetahuan yang ada pada mereka dan mereka dikepung oleh azab Allah yang selalu mereka perolok-olokkan itu." - Surah Al-Mukmin: Ayat 83
Di antara orang yang paling sukar didakwahkan juga adalah orang yang menyangka dia sudah mempunyai ilmu pengetahuan yang cukup. Sebarang pendapat yang berlainan dengannya akan ditentang habis-habisan walaupun bertentangan dengan hadis Nabi SAW. Mereka akan berhujah dengan kitab itu dan ini, kata-kata guru itu dan guru ini malah mereka lebih mengikut pendapat guru dan kitab mereka melebihi perkataan Rasulullah SAW sendiri.
Apa yang lebih melucukan adalah, mereka menggunakan dalil yang langsung tidak layak seperti surat khabar, radio dan sebagainya bagi menentang atau beralasan menolak hadis Rasulullah SAW.
05.Orang yang Mempunyai Pangkat, Harta dan Kuasa

"Maka apabila manusia ditimpa bahaya ia menyeru Kami, kemudian apabila Kami berikan kepadanya nikmat daripada Kami, ia berkata: "Sesungguhnya aku diberi nikmat itu hanyalah kerana kepintaranku." Sebenarnya itu adalah ujian, tetapi kebanyakan mereka itu tidak mengetahui." - Surah Az-Zumar: Ayat 49
Umum kita mengetahui sepanjang sejarah dakwah para Rasul dan Nabi mempunyai banyak tentangan daripada orang yang mempunyai pangkat, harta dan kuasa (sila rujuk sirah para Nabi dan Rasul). Keadaan ini berterusan pula sehingga ke hari ini, tetapi perlu diingat bahawapengulangan sejarah ini adalah sebagai satu pengajaran buat umat zaman akhir ini. Apakah yang telah terjadi kepada orang-orang yang menentang risalah Rasul mereka? Mereka menerima kebinasaan di dunia dan di akhirat.
Mereka menganggap segala nikmat yang diberikan oleh Allah yang Maha Agung adalah kerana hasil usaha mereka sendiri. Mereka lupa bahawa nikmat itu pasti akan ditanya kembali pada hari pembalasan mengenai apakah yang telah mereka perbuat terhadap nikmat itu. Mari kita perhatikan kata-kata Qarun:
Qarun berkata: "Sesungguhnya aku hanya diberi harta itu, kerana ilmu yang ada padaku." Dan apakah ia tidak mengetahui, bahwasanya Allah sungguh telah membinasakan umat-umat sebelumnya yang lebih kuat daripadanya, dan lebih banyak mengumpulkan harta? Dan tidaklah perlu ditanya kepada orang-orang yang berdosa itu, tentang dosa-dosa mereka. - Surah Al-Qashash: Ayat 78
Kedua-dua ayat diatas menyatakan akan kesombongan golongan yang kelima ini. Apabila didakwahkan kepada mereka agar mentaati perintah Allah yang Maha Agung dan Rasul-Nya, mereka sangat sombong; mereka berkata ada perkataan yang lebih baik dari itu pada zaman moden ini. Tujuan mereka tidak lain hanyalah untuk menambah kekayaan mereka sahaja dan takut rugi dari segi kehilangan pengaruh dan kuasa.
Daripada Abu Hurairah r.a., Rasulullah SAW bersabda, "Setiap umatku masuk ke dalam syurga, selain orang yang enggan." Mereka bertanya, "Ya, Rasulullah, Siapakah yang enggan (masuk syurga) itu?" Jawab Nabi saw, "Siapa yang mematuhi perintahku, masuk syurga dan siapa yang melanggar perintah ku, maka sesungguhnya orang itu enggan (masuk syurga)." - Sahih Bukhari: 1952
06.Sangka Buruk

"Hai orang-orang yang beriman, jauhilah kebanyakan prasangka, kerana sebahagian daripada prasangka itu dosa. Dan janganlah mencari-cari keburukan orang dan janganlah menggunjing (memfitnah, mengumpat atau mengata) satu sama lain. Adakah seorang di antara kamu yang suka memakan daging saudaranya yang sudah mati? Maka tentulah kamu merasa jijik kepadanya. Dan bertakwalah kepada Allah. Sesungguhnya Allah Maha Penerima Taubat lagi Maha Penyayang." - Surah Al-Hujuraat: Ayat 12
Mereka ini sentiasa bersangka buruk pada orang lain, terutamanya kepada orang-orang yang mempunyai kelebihan daripada mereka. Mereka mencari-cari kesalahan orang lain tanpa melihat diri sendiri. Mereka juga menganggap mudah mengenai hal-hal ilmu agama dan melihat orang lain lebih rendah dari mereka.
"Hai orang-orang yang beriman, janganlah sekumpulan orang laki-laki merendahkan kumpulan yang lain, boleh jadi yang ditertawakan itu lebih baik daripada mereka. Dan jangan pula sekumpulan perempuan merendahkan kumpulan lainnya, boleh jadi yang direndahkan itu lebih baik. Dan janganlah suka mencela dirimu sendiri dan jangan memanggil dengan gelaran yang mengandung ejekan. - Surah Al-Hujuraat: Ayat 11
Mencela diri sendiri juga bermaksud mencela para mukmin yang lain. Orang seperti ini sukar didakwahkan kerana mereka menganggap orang lain semua sama seperti mereka termasuk juga para ilmuwan dan pendakwah. Padahal dalam al-Quran jelas mengatakan orang yang berilmu tidak sama dengan orang yang jahil.
"... Katakanlah: Adakah sama orang-orang yang mengetahui dengan orang-orang yang tidak mengetahui? Sesungguhnya orang yang berakallah yang dapat menerima pelajaran." - Surah Az-Zumar: Ayat 9
Daripada Aisyah r.a., Rasulullah SAW bersabda, "Orang yang sangat dibenci Allah ialah orang yang suka bermusuh-musuhan." - Sahih Bukhari: 1915
Kesimpulan
Setelah kita mengenali enam golongan di atas, dapatlah kita memperbaiki diri agar lebih mudah menerima pendapat orang lain dan bertolak ansur sesama saudara se-Islam. Mungkin juga kita tergolong dalam salah satu golongan di atas, tetapi kita tidak menyedarinya selama ini.
Kepada para pendakwah, strategi yang betul diperlukan bagi menarik minat orang ingin didakwahkan agar dakwah itu benar-benar memberi pemahaman kepada penerimanya. Selain itu, isu-isu yang diutarakan juga perlulah lebih segar, iaitu isu-isu yang berkaitan dengan kehidupan semasa supaya contoh-contoh yang diberikan nampak lebih jelas dan mudah untuk mereka memahaminya.
Hanya kepada Allah yang Maha Pengasih lagi Maha Penyayanglah kita memohon perlindungan agar terhindar daripada menjadi enam golongan di atas. Kesabaran dalam berdakwah amat diperlukan, janganlah sesekali berputus asa kerana putus asa hanyalah sikap orang kafir.
"Hai orang-orang yang beriman, jadikanlah sabar dan solat sebagai penolongmu, sesungguhnya Allah berserta orang-orang yang sabar." - Surah Al-Baqarah: Ayat 153
Daripada Mu'awiyah r.a., Rasulullah SAW bersabda: "Sentiasa ada segolongan umatku yang selalu berjuang menegakkan agama Allah Ta'ala. Mereka tidak akan celaka oleh orang-orang yang menghina atau menentang mereka sampai hari kiamat. Bahkan mereka tetap menang atas semua manusia." - Sahih Muslim: 1873